Jumat, 11 Agustus 2023 – 19:01 WIB
VIVA Tekno – Masa-masa krisis telah membuat kejahatan berkembang, termasuk dunia online. Kemungkinan besar, penipuan yang menjanjikan pembayaran dan pembayaran dari lembaga pemerintah, perusahaan besar, dan bank kemungkinan besar akan tetap populer di kalangan penjahat siber tahun-tahun mendatang.
Baca Juga :
Jangan Langsung Buang Ponsel atau Laptop Lama, Berbahaya
Ketidakpastian pasar mata uang dan keluarnya perusahaan masing-masing dari negara pasar tertentu kemungkinan besar akan mempengaruhi jumlah penipuan yang terkait dengan belanja online.
Pada saat yang sama, topik pandemi yang populer di kalangan penjahat siber pada 2020 dan 2021, sudah mulai berkurang pada tahun 2022, yang akhirnya tidak lagi relevan dan akan diserap oleh isu global yang lebih mencuat.
Baca Juga :
Lemhanas Usul Bentuk Angkatan Siber, Begini Kata Prabowo
Selain itu, perusahaan keamanan siber Kaspersky juga telah melihat peningkatan serangan phishing bertarget di mana penipu tidak langsung melakukan serangan, tetapi setelah beberapa email pengantar di mana terdapat korespondensi aktif dengan korban. Tren ini kemungkinan akan berlanjut.
Trik baru juga kemungkinan akan muncul di sektor korporasi pada tahun 2023, dengan serangan menghasilkan keuntungan yang signifikan bagi penyerang.
Baca Juga :
Pesatnya Pertumbuhan Digital di Indonesia Butuh Pengaman Data yang Canggih
Phishing adalah istilah yang sering terdengar belakangan ini. Ini adalah teknik infiltrasi penjahat siber, karena sifatnya yang sederhana dan efektif.
Halaman Selanjutnya
Pada dasarnya, phishing adalah jenis kejahatan di internet yang berupaya memperoleh kredensial pengguna melalui penipuan, termasuk pencurian kata sandi, nomor kartu kredit, detail rekening bank, dan informasi rahasia lainnya.
Quoted From Many Source